Para ulama menjelaskan wajibnya bagi orang yang memiliki hutang puasa ramadhan, sementara dia masih mampu melaksanakan puasa, agar melunasinya sebelum datang ramadhan berikutnya.
Hal ini berdasarkan keterangan Ummul Mukminin ‘Aisyah radliallahu ‘anha. Beliau berkata,
كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ
“Dulu saya pernah memiliki utang puasa ramadhan. Namun saya tidak mampu melunasinya kecuali di bulan sya’ban.” (HR. Bukhari 1950 dan Muslim 1146)
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan,
وَيؤْخَذ مِنْ حِرْصهَا عَلَى ذلك في شَعْبَان: أَنَّهُ لا يجُوز تَأْخِير الْقَضَاء حَتَّى يدْخُلَ رَمَضَان آخر
“Disimpulkan dari semangatnya ‘Aisyah untuk mengqadha puasa di bulan sya’ban, menunjukkan bahwa tidak boleh mengakhirkan qadha puasa ramadhan hingga masuk ramadhan berikutnya” (Fathul Bari, 4/191)
Shirotul Mustaqim Whatsapp Broadcast(SM)
Registrasi Ketik: “Daftar” kirim ke WA SM Center +62 858 2634 8545
Join Telegram t.me/shirotulmustaqim
Instagram.com/shirotulmustaqimid
www.shirotulmustaqim.com