Sahabat SM, ketahuilah maksiat dapat melenyapkan nikmat. Allah ta’ala tidak menghilangkan kenikmatan yang terdapat pada seseorang sehingga orang itu sendirilah yang menghilangkannya.
Yaitu dengan merubah ketaatan menjadi kemaksiatan, merubah syukur menjadi kufur, merubah perkara yang mendatangkan keridhoan menjadi perkara yang mendatangkan kemurkaan.
Maksiat Dapat Melenyapkan Nikmat, Syukur Dapat Mengusir Bencana
Itulah balasan yang setimpal atas tindakannya. Sesungguhnya Allah ta’ala tidak mendzalimi hamba-Nya.
إِذَا كُنْتَ فِي نِعْمَةٍ فَارْعَهَا
فَإِنَّ المعَاصِي تُزِيْلُ النِّعَمِ
“Jika Anda mendapat nikmat, peliharalah. Sesungguhnya maksiat dapat melenyapkan nikmat.”
وَحَافِظْ عَلَيْهَا بِشُكْرِ الْإِلَهِ
فَشُكْرُ الْإِلَهِ يُزِيْلُ النِّقَمِ
“Jagalah dia dengan besyukur kepada Allah, karena bersyukur kepada Allah dapat mengusir bencana.”
Allah ta’ala berfirman,
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal: 53)
At-taubah Thoriqu ila al-Jannah, Abdul Hadi bin Hasan Wahby
Materi Shirotul Mustaqim Whatsapp Broadcast
Bogor, 30 November 2017